ST Bhina Eka Budhi Gelar Lomba Mancing Cup XV di Tukad Beji Merak

2 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Ketua ST Bhina Eka Budhi, I Made Citta Pradipta, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang menjadi ciri khas ST Banjar Abasan. Berbeda dengan lomba mancing di tempat lain yang bertujuan untuk menggalang dana, kegiatan ini lebih menekankan pada pelestarian lingkungan dan ekosistem sungai.

"Kami ingin lingkungan ini tetap asri di tengah kemajuan zaman dan mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan kegiatan lomba mancing ini. Selain itu, lomba ini juga mempererat kerja sama di antara anggota ST," ujar Lolot, sapaan akrab Made Citta.

Dalam lomba ini, para peserta memperebutkan hadiah dengan kategori ikan terberat untuk Juara 1 Rp 3 juta, Juara 2 Rp 2 juta, Juara 3 Rp 1 juta, Juara 4 Rp 750.000, dan Juara 5 Rp 500.000.

Selain itu, tersedia hadiah undian kupon seperti sepeda gunung, kompor gas, kipas angin, serta doorprize menarik lainnya. Panitia menyediakan 1.000 kupon, dengan jumlah peserta dibatasi hingga 800 orang karena keterbatasan lokasi.

Dalam perlombaan ini, panitia menebar 800 kg bibit ikan lele, terdiri dari 100 kg ikan master dan 700 kg ikan lele ukuran biasa. "Ikan master kami dapatkan dari warga Banjar Abasan, sedangkan ikan ukuran biasa kami peroleh dari daerah Ketewel," jelas Lolot yang sehari-hari guru di SD Negeri 4 Singakerta, Gianyar.

Lomba mancing ini juga bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di kawasan Tukad Beji Merak yang dianggap sebagai aset berharga. "Kami ingin memastikan sungai ini tetap terjaga untuk generasi berikutnya," tambah alumnus Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar ini. 
.

Hasil dari lomba mancing ini akan dialokasikan untuk mendukung kreativitas pemuda STT serta melestarikan budaya lokal, termasuk pembiayaan sanggar tari dan tabuh bagi anak-anak di Banjar Abasan, honor pelatih, serta kegiatan adat seperti Ogoh-Ogoh.

Kepala lingkungan Banjar Abasan, I Gede Putra Yuda, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang telah berlangsung selama 15 kali ini. "Ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga ajang menjalin kebersamaan, meningkatkan kreativitas, dan melestarikan lingkungan," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa sejak pertama kali lomba ini diselenggarakan pada tahun 2002-2003, perkembangan yang terjadi sangat signifikan. "Dulu, hadiah utama berupa sepeda motor. Sekarang, hadiah utama mencapai Rp 3 juta, yang merupakan nominal terbesar sejauh ini," katanya.

Dukungan dari prajuru banjar pun sangat besar, dengan keterlibatan pecalang dalam menjaga keamanan serta koordinasi yang baik antar pihak terkait.

Acara ini turut dihadiri oleh I Nyoman Parta (Anggota DPR RI), Putu Diah Pradnya Maharani (Anggota DPRD Provinsi Bali), Ketut Sudarsana (Ketua DPRD Kabupaten Gianyar), Perbekel dan Prajuru Adat Banjar Kutri dan Banjar Kebon, dan Perbekel Desa Singapadu Tengah.

Dengan semakin besarnya antusiasme peserta, Lolot berharap agar kegiatan ini dapat terus berlanjut dan berkembang. "Ke depan, kami berencana menata area parkir lebih baik serta meningkatkan ukuran ikan yang akan ditebar dalam lomba," pungkasnya. *m03

Read Entire Article