Penggiat Sastra Diskusikan ‘Renganis’

6 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Diskusi sekaligus bedah buku sastra Bali modern ini digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Jumat (21/2). Panitia memilih buku puisi ‘Renganis’ karya Komang Sujana untuk didiskusikan. Renganis baru saja diumumkan sebagai pemenang penghargaan Sastera Rancage. 

Pemantik diskusi, I Made Sujaya, mengatakan Renganis menjadi cerminan dalam konteks perkembangan sastra Bali modern. Di mana isi puisi menggunakan bahasa Bali, namun strukturnya masih mengacu puisi Indonesia. “Puisi Bali modern kan produk sastra peranakan secara teoritis. Karena dari strukturnya termasuk puisi sastra modern sebetulnya hanya isinya yang menggunakan bahasa Bali dan tema-tema Bali. Itulah yang membuat perkembangan sastra Bali modern tidak bisa lepas dari perkembangan sastra Indonesia. Struktur berpikir masih menggunakan bahasa Indonesia,” ungkap Sujaya, dosen yang juga kritikus sastra. 

Menurutnya, karya sastra puisi kita tidak berkembang karena pelajaran bahasa Bali di lembaga pendidik tidak dibenahi. Kurangnya pendekatan komunikatif menyebabkan materinya terasa berat untuk diamalkan oleh siswa. “Kalau saya amati dari buku-buku ajar bahasa Bali kita terlalu berat,” katanya. Dia juga menyoroti puisi Bali modern terjebak dalam tradisi sehingga terkesan lambat berkembang. Penulis sastra Bali modern mesti mempelajari teknik-teknik penulisan dari luar negeri, namun tetap menggunakan tematik di sekitar masyarakat Bali. 

Sujaya mengharapkan buku-buku karya sastra penulis Bali diterbitkan di penerbit besar serta disalurkan ke sekolah-sekolah agar mendapat tempat yang layak dibaca. “Disalurkan ke sekolah, perpustakaan daerah, atau ke pembaca-pembaca yang selayaknya membaca karya-karya penulis Bali. Ini sesuai dengan pergelaran Bulan Bahasa Bali,” tegasnya. Sementara penulis buku Renganis, Komang Sujana, berjanji belajar lagi mengembangkan penulisan. Dia mengakui saat menulis puisi Bali sangat susah lepas dari rima yang dipaksakan. 7 cr80
Read Entire Article