Yowana se-Desa Datah Adu Cerdas Masatua Bali

Kegiatan Bulan Bahasa Bali ini dilaksanakan kolaborasi Desa Datah dengan Desa Adat Datah, dikoordinasikan Perbekel Datah I Gede Subrata. Kegiatan diadakan di Aula Kantor Desa Datah, Banjar Lebah, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, Jumat (21/2).

Perbekel Subrata memaparkan pentingnya menggelar Lomba Masatua Bahasa Bali melibatkan perwakilan 14 banjar dinas agar bahasa Bali tetap lestari. Sebab bahasa Bali merupakan bagian penting dalam melestarikan kebudayaan Bali.

Masatua bahasa Bali, katanya, merupakan karya seni atau kemampuan menuangkan ide yang bertujuan untuk menggugah masyarakat dan di dalamnya ada pesan-pesan moral, yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan sosial sehari-hari.

“Makanya temanya masatua Bali, Ni Bawang Teken Ni Kesuna, dan I Tiwas Tekan I Sugih, di sana ada peran yang nasibnya bertolak belakang,” jelasnya.

Kata dia, masatua erupakan ekspresi pikiran seseorang yang  diucapkan di hadapan orang banyak. Sehingga perlu didukung kemampuan mental.

Hadir, Camat Abang I Putu Agus Teja Pramascita, Bendesa Alitan MDA Kecamatan Abang yang juga Kelian Desa Adat Datah I Wayan Gede Surya Kusuma, dan undangan lainnya.

Sebanyak 14 peserta lomba dari 14 banjar adat, saling adu inovasi. Semua peserta lomba wanita sehingga mereka mampu menjiwai peran dalam cerita berjudul Ni Bawang Teken Ni Kesuna. Ekspresinya di saat sang ibu memarahi Ni Bawang, dengan suara melengking membuat penonton larut dalam cerita itu. 

Salah satu dewan juri, Luh Eka Juliantini mengingatkan kepada peserta, agar tetap utuh menggunakan bahasa Bali. “Masatua Bali, jangan pakai istilah bahasa Indonesia, dan jangan membawakan seperti drama,” pintanya.

Dua dewan juri lainnya, I Nyoman Aliartha dan Ni Nyoman Yudiastini. Keluar sebagai juara masatua Bali, juara I Ni Komang Widiantari skor 285 dari Banjar Tindih, juara II Ni Luh Sue Agustini skor 280 dari Banjar Tengah dan juara III Ni Ketut Murdani skor 271 dari Banjar Karangsari.7k16