ARTICLE AD BOX
Jakarta, Gizmologi – Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan besar mulai merancang chip AI mereka sendiri untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada vendor eksternal. Kini, DeepSeek sudah menjadi sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan model bahasa open-source—dilaporkan sedang bersiap untuk memasuki arena yang sama. Menurut laporan dari DigiTimes Asia, DeepSeek telah memulai perekrutan besar-besaran untuk talenta di bidang desain semikonduktor, yang menandakan kemungkinan perusahaan ini akan mengembangkan prosesor mereka sendiri.
Langkah ini cukup menarik mengingat DeepSeek selama ini sangat bergantung pada ekosistem perangkat keras NVIDIA, termasuk penggunaan chip AI dari seri Hopper H800 dan H100. Dengan meningkatnya ketegangan politik global dan adanya pembatasan perdagangan, banyak pihak berspekulasi bahwa DeepSeek ingin mengamankan masa depannya dengan membangun solusi internal. Meski belum ada detail teknis yang diumumkan, langkah ini menunjukkan ambisi besar DeepSeek dalam memperkuat posisinya di pasar AI.
Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Industri semikonduktor China masih tertinggal dibandingkan dengan kawasan seperti Amerika Serikat dan Taiwan dalam hal teknologi fabrikasi chip. Jika DeepSeek benar-benar ingin mengembangkan prosesor AI mereka sendiri, mereka harus menemukan cara untuk mengatasi keterbatasan ini. Apakah pabrik semikonduktor lokal mampu menyediakan teknologi manufaktur yang cukup canggih untuk kebutuhan AI tingkat tinggi? Itu masih menjadi pertanyaan besar.
Baca Juga: CyberSecure 2025: Membangun Keamanan Digital Indonesia melalui Kolaborasi Strategis
Ketergantungan DeepSeek pada NVIDIA dan Tantangan yang Muncul

Selama ini, DeepSeek sangat bergantung pada ekosistem NVIDIA untuk melatih dan menjalankan model AI mereka. Laporan terbaru menyebutkan bahwa perusahaan ini memiliki akses ke sekitar 10.000 chip Hopper H800 yang disetujui untuk perdagangan, serta tambahan 10.000 unit H100 yang kini sudah dilarang untuk diekspor ke China. Bahkan, CEO Scale AI, Alexandr Wang, sempat mengklaim bahwa DeepSeek dapat menggunakan hingga 50.000 unit H100 untuk melatih model mereka, meskipun pernyataan ini masih belum terbukti secara konkret.
Ketergantungan yang tinggi pada NVIDIA membuat DeepSeek rentan terhadap perubahan kebijakan perdagangan global. Pembatasan ekspor chip AI canggih ke China dapat menjadi hambatan besar bagi pengembangan model AI mereka. Oleh karena itu, mengembangkan chip internal bisa menjadi solusi strategis untuk mengurangi risiko ini. Dengan memiliki perangkat keras sendiri, DeepSeek dapat lebih leluasa mengoptimalkan performa model AI mereka tanpa bergantung pada vendor luar.
Namun, langkah ini tidaklah mudah. Pengembangan prosesor AI membutuhkan sumber daya besar, baik dari segi finansial maupun keahlian teknis. DeepSeek harus bersaing dengan raksasa teknologi lain yang sudah lebih dulu mengembangkan chip mereka sendiri, seperti Google dengan TPU-nya dan Apple dengan chip berbasis ARM. Jika DeepSeek ingin sukses dalam inisiatif ini, mereka harus memastikan bahwa chip yang dikembangkan memiliki keunggulan kompetitif yang jelas.
Akankah DeepSeek Bersaing?
Salah satu tantangan terbesar bagi DeepSeek adalah keterbatasan industri semikonduktor China dalam hal teknologi fabrikasi chip. Saat ini, produsen chip terbesar di China, seperti SMIC, masih tertinggal beberapa generasi dibandingkan dengan perusahaan seperti TSMC di Taiwan atau Samsung di Korea Selatan. Jika DeepSeek ingin menghadirkan prosesor AI yang mampu bersaing dengan NVIDIA, mereka harus bekerja sama dengan foundry lokal atau bahkan mengembangkan teknologi produksi mereka sendiri.
Selain itu, pengembangan chip AI bukan hanya soal manufaktur, tetapi juga ekosistem perangkat lunak yang mendukungnya. Chip AI memerlukan optimalisasi perangkat lunak dan kompatibilitas dengan framework pembelajaran mesin yang umum digunakan. Jika DeepSeek tidak dapat memastikan bahwa chip mereka memiliki performa tinggi dan dapat digunakan dengan lancar dalam ekosistem AI yang ada, maka adopsinya bisa menjadi tantangan besar.
Di sisi lain, jika DeepSeek berhasil dalam upaya ini, mereka bisa menjadi pemain besar di industri AI dan semikonduktor, terutama di kawasan Asia. Dengan tren meningkatnya permintaan akan chip AI yang efisien dan biaya produksi yang lebih rendah, memiliki solusi internal dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
Kesimpulannya, langkah DeepSeek untuk mengembangkan chip AI mereka sendiri adalah strategi ambisius yang penuh tantangan. Meski demikian, jika mereka dapat mengatasi kendala manufaktur dan menciptakan chip berkinerja tinggi, hal ini bisa menjadi game-changer dalam industri AI global. Dengan investasi yang tepat dan kerja sama strategis dengan industri semikonduktor lokal, DeepSeek berpotensi menjadi pemain utama dalam pengembangan perangkat keras AI di masa depan.
Artikel berjudul Ogah Bergantung NVIDIA, DeepSeek Rencana Bikin Chip AI Sendiri yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id