Dishub Bali Himpun Kekurangan Trans Sarbagita

20 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
“Saya mengucapkan terima kasih karena teman-teman mau bersuara soal apa yang dibutuhkan, kami memerlukan input dari pengguna, bagus untuk Sarbagita supaya dia lebih memperhatikan pengawasan,” kata Kepala Dishub Bali IGW Samsi Gunarta di Denpasar, Rabu (19/2).

Dia menyebutkan kelompok masyarakat pengguna transportasi publik bercerita langsung kepada Samsi mengenai bus Trans Sarbagita yang mereka gunakan dua bulan ini sebagai pengganti Trans Metro Dewata. Mereka terutama disabilitas melaporkan kondisi bus biru yang tidak secanggih bus merah, bahkan pelayanan pengemudi kurang ramah dan kerap meninggalkan calon penumpang di halte.

Atas aduan tersebut, Dishub Bali menegaskan bahwa meski standar Trans Sarbagita di bawah Trans Metro Dewata, kru kendaraan harus tetap ramah disabilitas dengan cara mencoba menggandeng aplikator online untuk memasang dasbor. “Untuk Trans Sarbagita harus ramah disabilitas, apakah nantinya akan digabung dengan Trans Metro atau tidak, karena harus naik standarnya,” ujar Samsi.

Untuk mengembalikan Trans Metro Dewata, menurut dia, bukan perkara mudah, sejak biaya operasionalnya dihentikan pemerintah pusat, Pemprov Bali bekerja untuk mengambil alih namun butuh proses panjang. Apabila Pemprov Bali mengelola Trans Metro Dewata mereka tak ingin standarnya turun sehingga butuh proses panjang, sementara Trans Sarbagita sudah ada sebelum TMD dengan kualitas standar.

“Trans Sarbagita itu standarnya daerah, standar angkutan umum, sedangkan Trans Metro Dewata standar untuk transportasi massal yang seharusnya dilaksanakan pemerintah pusat. TMD itu ada BUMN yang ikut, ada juga tim dari keuangan, BI dan sebagainya itu sangat berbeda dengan Trans Sarbagita yang sederhana yang pakai QRIS,” ujar Samsi.

Kepala UPTD Trans Sarbagita I Nyoman Wiratama yang hadir dalam pertemuan menyampaikan maaf atas kekurangan busnya, sambil memastikan pengemudi tidak akan meninggalkan calon penumpang di halte. Pengelola bus mengatakan mereka telah berupaya dengan jumlah armada yang terbatas dan perubahan rute demi mengangkut pengguna transportasi publik, seperti yang semula rute Batubulan-PNB menjadi rute Tabanan.

“Jadi atas masukan Pak Kadis kami memindahkan dari Batubulan ke Tabanan karena penganggaran kami tidak bisa dimintakan setiap saat, sudah ditetapkan jadi kalau ada apa harus dibicarakan terlebih dahulu dan diperlukan persetujuan,” ujarnya.7ant
Read Entire Article