ARTICLE AD BOX
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menjelaskan bahwa pengalihan ini dilakukan karena intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan jarak pandang di bawah ambang minimum yang diperlukan untuk pendaratan aman.
“Penerbangan yang dialihkan tersebut mendarat di Surabaya, Lombok, dan Singapura. Hal ini dilakukan karena intensitas hujan yang tinggi menyebabkan minimum visibility (jarak pandang minimal), sehingga penerbangan tidak dapat dilakukan dengan aman,” jelas Ahmad Syaugi.
Dari tujuh penerbangan yang dialihkan, empat merupakan penerbangan domestik dan tiga lainnya adalah penerbangan internasional.
• Penerbangan domestik:
o Rute Kupang dan Makassar dialihkan ke Surabaya.
o Rute Yogyakarta dan Jakarta dialihkan ke Lombok.
• Penerbangan internasional:
o Rute Taipei ke Surabaya.
o Rute Pudong (Tiongkok) ke Lombok.
o Rute Dubai ke Singapura.
Selain pengalihan pendaratan, hujan lebat juga menyebabkan keterlambatan jadwal keberangkatan sejumlah penerbangan. Hingga sore hari, tercatat:
• Delapan penerbangan domestik dan
• Empat penerbangan internasional mengalami keterlambatan dengan rata-rata penundaan 90 hingga 120 menit.
Pihak Bandara Ngurah Rai mengimbau para penumpang untuk memantau jadwal penerbangan melalui saluran informasi resmi.
Ahmad Syaugi menegaskan bahwa pengalihan pendaratan (divert) adalah langkah standar keselamatan penerbangan yang wajib dilakukan saat terjadi cuaca buruk. "Keselamatan penumpang dan kru adalah prioritas utama. Kami bersama seluruh stakeholder terus berkoordinasi dan memperbarui informasi terkait kondisi cuaca," ujarnya.
Ia juga berharap kondisi cuaca segera membaik agar operasional penerbangan kembali normal. “Kami berterima kasih kepada para penumpang atas kesabaran dan pengertiannya selama menghadapi gangguan ini,” pungkasnya.
Dengan langkah antisipasi yang dilakukan, Bandara Ngurah Rai optimis dapat terus memberikan pelayanan terbaik meski di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu. *ris.