ARTICLE AD BOX
Akibatnya arus lalu lintas yang menghubungkan sejumlah destinasi wisata di wilayah Kuta Selatan terganggu.
Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, mengatakan intensitas hujan yang tinggi pada Minggu pagi tidak hanya menyebabkan batu kapur menutupi jalan, tetapi juga memunculkan genangan di beberapa titik di wilayah Kuta Selatan. “Hujan deras yang terjadi pada Minggu kemarin memang menimbulkan sejumlah genangan di wilayah Kuta Selatan. Untuk banjir di jalan nasional, hal itu sudah diatensi oleh BPJN (Balai Pelaksana Jalan Nasional),” ujar Gede Arta, Senin (23/12).
Untuk penanganan ceceran batu kapur di JLS, lanjut Gede Arta, juga sudah diatensi tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung. Meskipun pembersihan sudah dilakukan, namun dia tetap mengusulkan supaya segera dibangun gorong-gorong supaya kejadian serupa tidak terulang, sekaligs demi mencegah banjir di masa mendatang.
“Tentu ini dilakukan secara bertahap, jalan itu kan masih baru. Jadi, setelah simpang Universitas Udayana sudah dibebaskan, kita akan fokus ke jalan lingkar Jimbaran. Semoga dengan semakin banyaknya akses jalan, kemacetan bisa lebih terurai dan tidak macet lagi,” kata Gede Arta.
Sementara, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Badung I Gusti Ngurah Made Suardika, membenarkan batu kapur yang sempat mengotori JLS telah sepenuhnya dibersihkan. “Sudah kami bersihkan kemarin (Minggu). Hari ini (Senin) dilanjutkan dengan pembersihan sisanya, sehingga sekarang jalan sudah bersih,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa ceceran batu kapur tersebut bukan berasal dari material jalan, melainkan limpahan dari lahan yang ada sebelah jalan akibat hujan deras. Saat ini, jalan tersebut sudah dapat dilalui kendaraan dengan lancar setelah proses pembersihan selesai dilakukan.
Terkait langkah antisipasi ke depan, Suardika mengakui kejadian ini sulit diprediksi karena intensitas hujan yang tinggi dan meluas. Namun, dia memastikan jika ada gangguan serupa yang menghambat jalan, pihaknya akan segera melakukan pembersihan.
Selain itu, akan dilakukan kajian dan perencanaan terkait saluran drainase di area tersebut. “Usulan drainase nanti akan kami kaji di tahun 2026. Yang jelas, di tahun 2025 belum bisa karena fokus pengerjaan masih di proyek lain. Namun, drainase ini perlu dan akan kami kaji untuk membuat saluran yang memadai,” katanya. 7 ol3