ARTICLE AD BOX
Ketua DPC Peradi SAI Denpasar, I Wayan Purwita, SH., MH., CLA, menegaskan bahwa tema yang diusung menggambarkan perjalanan sembilan tahun organisasi dalam menjaga kehormatan profesi advokat.
"Tema ini diterjemahkan dalam berbagai program, salah satunya adalah Pradikare, yang berlandaskan filosofi Tri Hita Karana untuk menyelaraskan hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), sesama manusia (Pawongan), dan lingkungan (Palemahan)," ujarnya.
Purwita juga menjelaskan bahwa momen ini menjadi bentuk rasa syukur atas eksistensi organisasi yang terus berkembang sejak dilantik pada 5 Maret 2016. Dalam perjalanannya, jumlah anggota mengalami peningkatan signifikan, dari 45 pengurus awal menjadi 450 anggota saat ini.
"Kami juga berdoa agar ke depan semakin berperan sebagai penegak hukum yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Tantangan bagi kami adalah menjaga integritas advokat, karena dalam berbagai kasus korupsi yang ditangani aparat penegak hukum, ada saja advokat yang terlibat. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh anggota, baik senior maupun yang baru bergabung, untuk selalu menjunjung tinggi sumpah advokat dan menjalankan profesi dengan kehormatan serta integritas," tegasnya.
Dalam hal pengawasan internal, Purwita menjelaskan bahwa DPC Peradi SAI Denpasar adalah satu-satunya organisasi advokat di Indonesia yang sejak awal memiliki hakim kehormatan yang disumpah.
"Jika ada anggota yang melanggar kode etik, kami dapat mengadili secara internal. Sampai saat ini, hakim kehormatan kami telah menjatuhkan sanksi berat terhadap anggota yang terbukti melakukan pelanggaran," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia, I Wayan Suka Antarayasa, SH., MH., CLA, mengatakan bahwa doa bersama merupakan salah satu rangkaian acara yang juga berfungsi sebagai ajang konsolidasi anggota dan memperkenalkan kembali organisasi kepada masyarakat.

Acara doa bersama ini dihadiri oleh perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), di antaranya Mangku Ketut Pasek Swastika (Hindu), Rama Eka Jaya (Buddha), Bishop Si Bagus Herman Suryadi, M.Th (Kristen), WS Tjan Putu Santrio (Khonghucu), Romo Gregorius Sori (Katolik), dan Muhammad Thoha (Islam).
Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Peradi SAI Denpasar I Nengah Jimat, SH, Bendahara Pande Putu Maya Arsanti, SH., MH., serta jajaran panitia seperti Sekretaris Panitia I Komang Wiadnyana, SH., MH., dan Koordinator Acara I Gusti Ngurah Arda Wisputra, SH.
Pada kesempatan ini DPC Peradi SAI Denpasar menegaskan akanĀ terus mengembangkan pendidikan bagi advokat muda melalui Program Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA).
"Kami konsisten menyelenggarakan PKPA secara offline sejak angkatan pertama hingga angkatan ke-10, bahkan saat pandemi COVID-19. Kami percaya bahwa pembentukan karakter advokat dimulai dari pendidikan dasar," ujar Purwita.
PKPA dilaksanakan dalam 28 pertemuan setiap akhir pekan selama satu setengah bulan, bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Udayana untuk menjaga kualitas pendidikan advokat.
Dengan berbagai program yang dijalankan, DPC Peradi SAI Denpasar terus berkomitmen menjaga integritas dan kehormatan profesi advokat demi menegakkan supremasi hukum di Indonesia.