Warning: session_start(): open(/home/liputanslot/public_html/src/var/sessions/sess_1bf738da09e986267f9df4e8893c318a, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/liputanslot/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/liputanslot/public_html/src/var/sessions) in /home/liputanslot/public_html/src/bootstrap.php on line 59
‘Bridges of Light’ Pameran Tunggal Susiawan: Menyalakan Cahaya di Tengah Keterbatasan - Liputanslot

‘Bridges of Light’ Pameran Tunggal Susiawan: Menyalakan Cahaya di Tengah Keterbatasan

20 hours ago 7
ARTICLE AD BOX
Susiawan, yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, dikenal karena pendekatan kreatifnya dalam memadukan seni dengan pendidikan. Selama lebih dari empat dekade, ia menciptakan karya yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, budaya, dan spiritualitas.

Pada 2015, hidup Susiawan berubah setelah ia terkena stroke. Namun, di tengah kesulitan itu, naluri seni yang mendalam muncul. Ia segera meminta kanvas dan cat untuk melukis. Sejak saat itu, melukis menjadi medium untuk menyelami jiwanya dan menyalurkan energi kreatif yang tak pernah padam.

Menurut Susan Allen, istri dan pendamping hidupnya, melukis menjadi cara Susiawan menyatu dengan dirinya. "Ketika dia melukis, dia menemukan tempatnya. Itu bukan hanya seni, melainkan perayaan kejujuran dan perjalanan batin," ungkap Susan.

Susan Allen (kanan) menjadi juru bicara Susiawan (kedua dari kanan).

Susiawan pelukis yang sudah bermukim di Bali sejak 2007. Dia sempat lama tinggal di Kanada bersama Susan Allen. Sejak masih kuliah pada 1970 - 1980-an, dia pekerja sosial bidang pendidikan anak berbasis seni. 

Selain melukis, bersama istrinya dia mengelola sanggar seni kontemporer untuk anak dan remaja di Ubud. Pada 2020, dia mulai mengerjakan karya-karya yang didasari penggalian 'akar budaya spiritualisme lokal Hindu Jawa dan Bali'. 

Menggali Spiritualitas Nusantara

"Bridges of Light" mencerminkan eksplorasi Susiawan terhadap konsep Kanda Pat, empat saudara spiritual dalam tradisi Jawa dan Bali yang diyakini selalu melindungi manusia dari lahir hingga akhir hayat. Melalui lukisan intuitifnya, ia menyuarakan energi yang kuat dari konsep kuno ini, menghadirkan karya dengan kedalaman spiritual yang memikat.

Pameran ini juga menyoroti keahlian Susiawan dalam seni wayang kulit. Berbagai cerita dari tradisi Nusantara hingga budaya dunia telah ia adaptasi menjadi karya bayangan cahaya yang unik. Dalam karyanya, ia tidak hanya merefleksikan nilai kebijaksanaan, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa selalu ada cahaya di tengah kegelapan.

Commercial Director  Sudakara ArtSpace, I Wayan Suwastana, menyebut karya Susiawan sebagai perayaan atas kekuatan seni untuk menyatukan dan menyembuhkan. "Pameran ini tidak hanya tentang menikmati keindahan seni, tetapi juga tentang merenungkan perjalanan hidup kita," katanya.

Komitmen Susiawan untuk menjadikan seni sebagai alat pendidikan telah menginspirasi generasi muda dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak dari lingkungan kurang mampu. Ia menunjukkan bahwa seni bukan hanya tentang hasil karya, tetapi juga sarana untuk mengeksplorasi diri dan dunia di sekitar kita.

"Bridges of Light" bukan sekadar pameran, melainkan undangan untuk refleksi diri. Karya-karya Susiawan mengajak pengunjung untuk menemukan cahaya batin mereka di tengah perjalanan kehidupan. Sudakara ArtSpace, dengan suasana damainya di Sanur, menjadi tempat yang sempurna untuk merenungi makna mendalam dari karya-karya ini.

Pameran ini sekaligus memperkuat peran galeri sebagai pusat inovasi seni yang mendukung seniman lokal dan pelestarian budaya. Pengunjung dapat menikmati pameran ini hingga 5 Februari 2025, menyelami karya yang tak hanya indah, tetapi juga penuh inspirasi dan pengharapan.


Read Entire Article